Saung Angklung Udjo : Nature, Culture in harmony


Maraknya pengklaiman budaya Indoensia oleh bangsa lain menjadikan Saung Udjo sebagai agen untuk meminimalisir hal tersebut. Tidak mudah untuk melestarikan kebudayaan dan tradisi di tengah modernisasi saat ini. Salah satu yang terus bertahan hingga kini adalah Saung Angklung Mang Udjo di Bandung, Jawa Barat. Melalui tangan dingin Mang Udjo, seni tradisi diramu dengan manajemen profesional , berkelas eksekutif dan merambah dunia. Senang rasanya, berkesampatan menyaksikan pertunjukaan tradisional yang megah itu pada tanggal 3 Februari 2011 yang lalu. Didirikan pada tahun 1965 oleh Udjo Ngalagena (Mang Udjo), Saung Angklung Udjo merupakan sanggar seni pertunjukkan, laboratorium pendidikan dan sekaligus obyek wisata khas Jawa Barat.

Pada saat itu, saya berkesempatan untuk menyaksikan Pertunjukkam Bambu Petang, serangkaian pentas ini dimulai pada pukul 15.30 dan berakhir pada pukul 17.30. Penasaran, adalah kesan pertama saya, pada mulanya saya kira saung udjo ini adalah tempat makan khas Sunda eehhh ternyata salah besar. hehehe .Kedatangan anda di Saung Udjo ini akan disambut dengan penyerahan kalung berbandol angklung yang unik, suguhan minuman botol yang segar, dan senyum manis para pengelola saung udjo.

Pertunjukkan tradisional dengan nuansa megah ini terdiri dari beberapa rangkaian pertunjukkan yang akan menggodaa mata anda untuk mengaguminya
1. Demonstrasi wayang golek
Wayang golek khas tanah Sunda yaitu pementasan sandiwara boneka kayu yang menyerupai badan manusia, pada mulanya ini dipentaskan pada upacara-upacara adat. Pesan pesan moral sering disampaikan dalam pertunjukkan wayang golek. Nah, pas waktu itu, saya gak begitu paham dengan makna pementasan ini karena menggunakan bahasa Sunda, ternyata MC mentranslate dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, makna yang disampaikan ternyata agar kita selalu patuh terhadap sang pencipta. Ini hanya demontrasi saja, pergaaan bagaimana wayang berbicara, menari dan berkelahi.

2. Helaran
adalah upacara tradisional yang dipakai untuk merayakan anak yang dikhitan maupun pas panen padi. Pas saya berkunjung ke sana, perrtunjukkannya tentang perayaan khitanan, anak kecil dibopong dengan keranda diirngi angklung dengan nada asli Sunda. Heleran ini sendiri dimainkan dengan nada riang gembira, karena memang ditujukan untuk bersyukur. Pemain angklung di saung udjo ini menari dengan riang sambil memainkan angklung dengan indahnya.

3. Tari Topeng
Tari topeng menceritakan tentang Ratu Kencana Wungu yang dikejar oleh prabu Menakjingga yang tergila gila padanya, Tarian ini terbagi atas dua babak, babap pertama tanpa topeng. Dan babak kedua dengan topeng,. Topeng tersebut menggambarakan perwatakan manusia, Menakjingga dengan topeng warna merah menunjukkan sifat Menakjingga yang berkarakter kasar dan tempramental.
Perunjukkan itu dibawakan oleh tiga orang anak, Tarian ini memliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi mengingat selama menari harus menggigit topeng dan lubang penglihatan pada topeng hanya kecil sekali.

4.Calung
Calung adalah instrumen musik bambu yang memainkannya dengan cara dipukul berlaras pelog atau salendro, dan dimainkan oleh empat atau lima orang. Pada pementasan ini, permainan calung dimodifikasi dengan perpaduan musik modern berupa gitar sehingga lagu yang dibawakan menjadi lebih cihuy.

5. Arumba
Arumba, Alunan rumpun bambu. Nada yang diciptakan angkulng jenis ini tetap harmonis dan dinamis untuk disimak. Daya tarik lain dari pementasan sore itu, salah satunya karena ada anak yang masih berusia 2 tahun yang sudah lihai memainkan alat musik ini.

6. Angklung Mini
Angklung angklung yang berukuran minimalis ini tidak hanya menjadi hiasan atau pajangan saja, namun dapoat digunakan untuk memainkan lagu lagu sederhana. Pengunjung akan diajak menyanyikan kagu bersama sama dalam berbagai bahasa. Sore itu kami menyanyikan lagu melati kenanga dalam lima bahasa, dan juga lagu the song of do re mi dengan iringan angklung mini yang mempesona.

7. Angklung Padaeng
Tidak berbeda dengan angklung mini, angklung ini angklung yang sangat sederhana dan digunakan untuk membawakan lagu lagu yang sederhana pula.

8.Bermain angklung bersama
Ini sesi yang paling saya sukai. Setelah mehyaksikan beberpa permainan angklung, kini giliran penonton untuk bermain angklung. Setiap pengunjung akan diberikan masing masing satu angklung dengan nada yang berbeda dari do rendah sampai do tinggi. Kami diajarkan bagaimana memainkan angklung mulai dari bagaimana memegang angklung hingga membunyikan angklung dengan baik dan benar. Sore itu, saya mendapat angklung dengan nada 4 (fa). Setelah kami dilatih dengan singkat, seluruh pengunjung bermain angklung bersama memainkan beberapa lagu. Lagu yang kami bawakan pada sore itu ada empat lagu. woooow, saya bisa main angklung loooh ! :)

9.Angklung orkestra
Kemegahan muncul lagi dalam pertunjukkan angklung orkestra. Pemain pemain angklung yang sudah handal unjuk gigi di depan para pengunjung saung angklung udjo. Mrinding saya menyaksikan pertunjukkan dahsyat ini.

10. Angklung Jaipong
Kekaguman saya tidak berhenti sampai disitu saja, saya kembali menggeleng gelengkan kepala ketika para pemain angklung itu memainkan angklung dengan harmonisnya untuk mengiri pentas tari Jaipong. Perpaduan angklunng orkestra dan tari jaipong yang sangat dinamis

11. Menari bersama
Pada akhir acara, kami kembali diajak untuk berinteraksi dengan para pemain angklung. Para pemain angklung kembali menghampiri kursi penonton, menggandeng tangan kami, dan kami diajak ke panggung untuk menari , bermain dan bernyanyi bersama. Seruuuuuuuu sekali ;)

sayang gak bisa menguplod foto hasil jepretan sendiri di blog ini karena gak ada kabel data T.T

Senja yang indah di Bandung, ingin kembali ke Saung Udjo lagiiiiii :))
foto :kummara

0 komentar:

Posting Komentar

lets talk !

 
OH, GOOD DAY! © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects