Merajut toleransi

Beberapa hari yang lalu, melihat fenomena tentang minimnya toleransi beragama. Memang ada larangan ya untuk berteman dan berbagi dengan teman yang berbeda agama ? pfffft 

Bangsa ini harus mengerti bahwa tidak boleh ada diktator mayoritas dan tirani minoritas. Ketika di ground zero akan dibangun masjid, kebanyakan masyarakat  Amerika menentang. Tapi presiden Obama dan Walikota New York membela pembangunan masjid tersebut. Bangsa ini harus bangun dari siuman panjang!

Merajut toleransi beragama bukan soal adu jumlah penganut umat beragama. Merajut toleransi adalah kesadaran dari relung hati kita untuk menghargai orang lain. Menyadari bahwa perbedaan adalah berkah dan pertentangan adalah musibah. 
  
Katanya, Kita harus kembali ke masalah sekolah jika ingin mengatasi masalah masyarakat. Guru adalah ibu dari segala profesi. Ketika di hulu rusak maka niscaya di hilir akan ikut rusakBertoleransi tak cukup dipelajari dari teks pancasila tapi dari pelajaran hidup. Kita harus pintar membaca lingkungan seperti lancar membaca pidato teks proklamasi saat upacara. Tidak dihafal dan dituntun tapi diresapi dan dimaknai.  

Kita tidak bisa membangun bangsa ini dari keping-keping keragaman. Bangsa ini lahir dengan kata “kita” bukan kata “kami”.  Tidak perlu belajar untuk memahami perbedaan kita dan kami. Kita hanya perlu bertanya pada diri sendiri : sudahkah kita menghormati keyakinan orang lain hari ini, esok, dan selamanya?

0 komentar:

Posting Komentar

lets talk !

 
OH, GOOD DAY! © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects