Lelaki ini,
yang selalu menghadiahi senyuman sebelum sapa terucap
yang tetap memberi sorot mata terdalam, walaupun celotehku telah berulang
yang bisa meneruskan kata-kata yang tidak selesai kuucapakan
yang menguatkanku saat digelayuti ketakutan irasional
yang entah bagaimana punya cara terbaik untuk mengakatakan ‘tidak’, menjadi amat santun
yang mengeraskan rahangnya saat mengakui kealpaan dan mengucapkan janji
yang mengajarkanku, bahwa bukan hidup jika tidak ada cobaan—dan bukan hidup yang bermanfaat jika tidak belajar dari tiap cobaan
Lelaki ini,
yang membuatku bersyukur diberi waktu untuk merapal namanya sebagai yang terkasih
dari parodi metafora, untukmu <3
0 komentar:
Posting Komentar
lets talk !