1001 Pohon Untuk Merapi

Letusan Merapi sempat menjadi trendingtopic di media cetak, jejaring soisal, elektronik, online baik dalam negeri maupun luar negeri. Pasalnya, letusan Merapi beberapa waktu lalu memiliki pola letusan berbeda dan terdahsyat sepanjang seratus tahun terakhir sehingga banyak korban yang berjatuhan. Saya pun merasakan sendiri adanya hujan abu yang deras bercampur pasir selama erupsi Merapi kala itu karena saya tinggal di Yogyakarta. Kini, erupsi Merapi telah reda dan salah satunya meninggalkan jejak gersang di sekitarnya.


Kerusakan alam pasca erupsi Merapi

Bencana Merapi menimbulkan begitu banyak dampak bagi lingkungan di sekitarnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan total kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Merapi Oktober 2010 lalu mencapai Rp 7,3 triliun. Kerugian di Jawa Tengah mencapai Rp 1,9 triliun dan Yogyakarta Rp 5,4 triliun. Dampak terbesar adalah di sektor lingkungan mencapai Rp 3,39 triliun dan sektor ekonomi Rp 2,63 triliun. Nilai tersebut di luar dampak banjir lahar dingin.

Erupsi Merapi merusak 867 hektar hutan di kawasan gunung ini yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan total kerugian sekitar Rp33 miliar. Hutan negara di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Cangkringan yang mengalami kerusakan seluas 310 hektar dengan kerugian sekitar Rp17 miliar. Hutan seluas 310 hektar itu terdapat 247.520 jenis pohon yang mengalami kerusakan akibat terjangan awan panas dan material vulkanik yang disemburkan Gunung Merapi. Kerusakan akibat erupsi Merapi juga melanda hutan rakyat seluas 210 hektar. Hutan rakyat yang rusak terdapat di Kecamatan Umbulharjo, Kepuharjo, dan Glagaharjo, Cangkringan, dengan total kerugian sekitar Rp 11 milyar. Erupsi Merapi juga merusak 347 hektar kebun rakyat di kawasan Cangkringan dan Pakem dengan total kerugian sekitar Rp5 miliar (Anonim, 2010). Oleh karena itu, perlu adanya penataan ruang yang mengintegrasikan kawasan rawan bencana perlu dilakukan, karena letusan Gunung Merapi telah merusak ekosistem alami yang ada.

Beberapa foto ketika teman saya berkunjung ke Kinahrejo pasca erupsi Merapi




Gerakan 1001 pohon untuk Merapi

Lahan di lereng gunung Merapi yang gersang, meranggas terkena awan panas wedhus gembel kini ada harapan hijau kembali. Gerakan 1001 pohon merupakan sebuah gerakan sosial yang fokus untuk memulihkan kembali kondisi keasrian lingkungan lereng Merapi pasca erupsi Merapi.


Keberadaan gerakan 1001 pohon ini menjadi teramat penting karena rusaknya ekosistem kawasan sekitar Gunung Merapi akan berdampak luas, antara lain berkurangnya resapan air, lahan menjadi gersang, kelestarian air bawah tanah tidak terjaga, dan masih banyak lagi yang akan berdampak fatal bagi kehidupan (Danisworo, 2006)

Gerakan 1001 pohon ini sebaiknya menanam bibit pohon yang kelak bisa bermanfaat bagi warga lereng Merapi. Bibit yang ditanam seperti bibit pohon Nangka, Jambu, Sawo, Melinjo dan lain lain. Hal ini mengingat, kondisi warga lereng merapi saat ini juga sedang mengalami krisis ekonomi. Harapannya, hasilnya dapat dimanfaatkan warga sehingga mampu meningatkan kehidupan ekonomi warga Merapi. Selain itu, sistem pemantauan pasca penanaman perlu dilakukan untuk memonitoring keberhasilan program ini.

Untuk pelaksanaan gerakan 1001 pohon untuk Merapi dibutuhkan kerjasama yang konkret antara berbagi pihak seperti pemerintah, akademisi dan masyarakat. Kalangan akademisi sebagai inisiator dan motorik gerakan 1001 pohon untuk merapi. Pemerintah turut berperan dalam upaya menjamin dan meningkatkan keasrian lingkungan. Oleh karena itu pemerintah merupakan salah satu pihak penting sebagai pendukung kemudahan terlaksananya gerakan 1001 pohon ini. Selurus elemen masyarakat di Indonesia dapat memnyukseskn gerakan 1001 pohon untuk Merapi dengan cara memberikan sumbangan bibit, bantuan tenaga, dana, penyebarluasan informasi, ataupun hanya berupa dukungan moral.

DAFTAR PUSTAKA

Danisworo, 2006,http://www.upnyk.ac.id/main/?mod=berita&nid=19

Anonim, 2010,http://www.suarajabar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=715:erupsi-merapi-rusak-867-hektare-hutan&catid=104:bencana&Itemid=573

6 komentar:

  1. anonim lagi

    sipppppp !

    mari bersama sama hijaukan merapi !

    BalasHapus
  2. Mbak, semalam saya ketemu sama Mas-nya Mbak waktu ambil hadiah di Goethe Institut, Jakarta. Selamat ya, Mbak. Blogger Jogja pancen oye! :D

    Btw, salam kenal.

    BalasHapus
  3. selamat juga, mas !

    wah, saya sebenarnya juga ingin hadir di acara itu

    BalasHapus

lets talk !

 
OH, GOOD DAY! © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects