Diangkat dari Tak Ada Tangisan Di Sudut Pasar karya Arsya.
Aku melihat bapakku di bakar masa di ujung pasar itu. Bapak ketahuan telah mencopet. Harga sebuah dompet yang tak jadi diambil dibayar dengan nyawa seorang Bapak. Mungkin, kota sudah tidak menyediakan pekerjaan untuk orang yang tidak berpendidikan seperti ini. Dan Bapak terpaksa mencopet untuk mencukupi kebutuhanku, Mbok Mun dan Ibu. Dia sebenarnya bukan Bapakku. Dia adalah malaikat yang pernah meneyelamatkan ibuku, ibuku diperkosa. Hari itu sebenarnya Bapak berjanji bahwa kala itu adalah tindakan copet yang akan ia lakukan untuk terakhir kalinya. Namun, takdir berkata lain, Bapak mati dibakar masa. Kejadian itu kusaksikan saat aku masih berumur lima tahun. Iya, saat itu aku belum mengerti apa apa, belum paham bahwa hidup itu memang kejam. Kematian hanyalah kedatangan malaikat malaikat surga, kata Ibu menghiburku. Tapi kematian telah merenggut Bapak, Mbok Mun dan Ibu. Malaikat itu telah merebut orang-orang disekitarku. Jangan tanya hidupku sekarang seperti apa. Aku juga mencopet, sama seperti Bapakku dulu. Tapi inilah yang bisa kulakukan, untuk memperpanjang hidup anak dan isteriku.
0 komentar:
Posting Komentar
lets talk !