Bunda Duduk Bercerita

gambarnya dari nombaca.org
Karena tidak dibelikan disebuah sepasang sepatu, seorang cucu berumur 14tahun telah membunuh neneknya, begitulah headline koran pagi ini. Bunda memilih menceritakan tentang kisah sepasang sepatu itu kepada tiga anaknya. Bukan doengeng putri tidur ataupun laiinya. Sebenarnya, Bunda enggan bercerita  tentang pembunuhan kepada anak sekecil mereka. Bunda hanya ingin mengatakan bahwa dunia itu pahit. Buat apa mereka dicekoki dengan cerita gula gula yang manis jika diluar sana hanya ada darah dan caci maki. Diceritakan Bangkit Setia Maharani dalam karyanya Bunda Duduk Bercerita dalam proyek "menyimak cerita, memihak kemanusiaan". Cerita pertama dibaca disini, cerita kedua bisa dibaca disini.

Bunda pun memulai ceritanya, seorang cucu sangat tertarik untuk membeli sepatu olahraga. Sangat ingin  karena sepatu itu bisa membuatnya berlari sangat kencang, secepat ingin, menjadi sang jagoan, menjadi sangat hebat. Cucu akhirnya meminta uang kepada neneknya. Tapi, nenek bukanlah orang kaya. Harta satu satunya yang dimiliki hanyalah cucunya itu.  Akhirnya, si cucu terus membujuk neneknya untuk menggunakan perhiasan peninggalan kakeknya dan sepasang giwang dari ayahnya dulu. Keinginannya benar benar sudah tidak bisa ditawar, hanya ingin sepatu itu saja. Nenek tidak bersedia karena harta itu peninggalan satu-satunya, kenangan yang tersisa dari orang-orang terdekatnya yang telah mengenalkan arti kebahagiaan. Dan akhirnya karena keras kepala, si cucu malah mendorong neneknya, terjatuh dan meninggal.Dia adalah orang miskin, namun cucunya tidak sadar bahwa ia mempunyai seorang nenek yang sangat mengasihinya, yang selalu menyiapkan bajunya, memasak sup ketika pulang sekolah dan menunggunya hingga terlelap.

0 komentar:

Posting Komentar

lets talk !

 
OH, GOOD DAY! © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects